Sabtu, Juni 12, 2010

Warga Besuki Tolak Tinggalkan Jalur Tol Gempol-Surabaya

 Kilas balik catatan kecil TRC Tagana Jatim di pos pengungsian lapindo

salam relawan... salam Tagana..

Sejumlah 749 warga Dusun Besuk dan 200 warga Ginonjo, Desa Besuki, 
Kec Jabon, Sidoarjo, yang menduduki km 40-40,6 jalur tol Gempol-Surabaya sejak Jumat (15/9) malam, menolak meninggalkan lokasi jalan tol. Mereka bahkan mendirikan tenda-tenda di pinggir jalan tol, sehingga jalan tol kedua arah terpaksa ditutup. 

Padahal Bupati Sidoarjo Win Hendrarso, Sabtu (16/9), sudah ke lokasi dan berusaha secara persuasif meminta warga segera meninggalkan lokasi tol dan pindah ke pengungsian di Pasar Baru Porong (PBP). 

ketika saya tanya warga korban semburan lumpur Lapindo itu, bersikeras mengungsi di lokasi tol. Akhirnya Bupati yang datang ke lokasi didampingi Kepala Dinas ESDM Prop Jatim, Made Sutarya, tidak bisa memaksa.

Alasan warga bertahan di badan jalan tol, menurut Astuti (26), warga RT 1 RW 5 Dusun Besuk, karena tidak mau meninggalkan lokasi rumahnya terlalu jauh, mengingat harta-benda mereka masih di rumah masing-masing. 

Bahkan dia bersama warga lainnya akan tetap bertahan di tenda darurat di jalan tol sampai air lumpur yang menggenangi rumahnya mengering. 

Sedangkan Unaini (51 tahun), warga RT 3 RW 4 Dusun Ginonjo, enggan dievakuasi ke pengungsian PBP, karena menurut dia, di lokasi pengungsian menurut keterangan sudah penuh.

Berdasarkan pantauan kami dari kaca mata relawan bencana , lokasi pengungsian di jalan tol sama sekali tidak memadai. Apalagi bagi balita dan manula. Warga hanya menggunakan tenda-tenda dari terpal plastik yang terbuka kanan-kirinya. 

Ada sekitar 20 tenda yang dipasang di pinggir jalan tol sisi barat (arah Gempol-Surabaya). Masing-masing tenda ditempati sekitar tiga KK. 

Di tempat ini tidak tersedia fasilitas MCK, pos kesehatan, persediaan air bersih, dan fasilitas lainnya, karena memang bukan tempat pengungsian.
Ibrahim da silva, wakil Koordinator Posko Tagana Jatim di PBP bencana lapindo mengatakan, pihaknya sejak kemarin sudah melakukan pendataan warga Besuk dan Ginonjo yang dievakuasi, karena jebolnya tanggul pembatas antara penampungan lumpur di pond 4 dan pond 5. 

Jebolnya tanggul lumpur tersebut, juga merendam SDN 34 Desa Mindi, SDN 99 Desa Besuki, TK Dharma Wanita Persatuan, pondok pesantren, dan SMK Jawahrul-Ulum, Balai Desa Besuki, dan Makam Islam Desa Besuki.
Menurut Bino Mariono, petugas Satlak PBP, pihaknya sekitar pukul 12.15 WIB mengirimkan 760 bungkus nasi dan 25 dos air mineral. 

"Saat ini kondisi penampungan pengungsi di PBP masih cukup menampung warga Besuki, Mindi, dan Pejarakan, karena baru terisi 800 KK. Sedangkan yang masih kosong sebanyak 135 kios yang per kiosnya mampu menampung 10-15 jiwa atau 3-4 KK. Jadi warga tidak usah khawatir" keterangan aku (ibrahim ) yang  aku berikan pada wartawan Jakarta time, BBC dan RCTI sore ini di posko tagana jatim di pengungsian lapindo.
 
Kapolsek Jabon, Iptu Satuji dan Danramil Jabon Kapt Art Kasdjuri menginformasikan, sejak kemarin pihaknya siaga penuh untuk berjaga-jaga menghindari terjadinya konflik horizontal antar warga. Selain itu, pengaman juga dibantu Brimob Polda Jatim, Yonif 516 Sidoarjo, Yon Arhanudse Gedangan Sidoarjo. 

tetap pada data yang di update oleh ibrahim  TRC Tagana 
JATIM (pos Pengungsian lapuindo ),

saat ini ada 749 jiwa warga RT 1-4 RW 5 Dusun Besuk yang terdiri dari RT 1 sebanyak 51 KK/224 jiwa, RT 2- 44 KK/184 jiwa, RT 3- 50 KK/192 jiwa, dan RT 4- 40 KK/149 jiwa. Sedangkan warga Dusun Ginonjo sebanyak 38 KK/200 jiwa dari RT 3/RW 4.


Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

Tidak ada komentar: