Sabtu, Juni 19, 2010

Ilmuwan NASA juga Khawatir Kiamat Badai Matahari

salam relawan... salam Tagana..   

Ilmuwan senior NASA mengingatkan bumi akan diterjang badai matahari pada 2013. Energi magnetik akan menyerang setelah matahari bangun dari tidur panjang.



Dalam peringatan terbarunya, NASA menyebut badai super akan memukul seperti "kilat" dan bisa menimbulkan konsekuensi bencana bagi dunia, layanan darurat dan keamanan nasional kecuali tindakan pencegahan diambil.
Para ilmuwan percaya badai itu dapat merusak segala sesuatu dari sistem layanan darurat, peralatan rumah sakit, perbankan dan perangkat sistem pengendalian lalu lintas udara, hingga barang sehari-hariseperti komputer di rumah, iPod dan penerima siaran satelit.
Karena ketergantungan manusia pada perangkat elektronik yang sensitif terhadap energi magnetik, maka badai bisa meninggalkan kerugian multitriliun dan menimbulkan masalah bagi pemerintah.
"Kami tahu ini akan datang, tapi kami tidak tahu seberapa buruk," kata Dr Richard Fisher, direktur divisi Heliophysics NASA, kepada Koran Telegraph dalam sebuah wawancara.
"Badai itu akan mengganggu perangkat komunikasi seperti satelit dan navigasi mobil, perjalanan udara, sistem perbankan, komputer dan segala sesuatu yang elektronik. Ini akan menimbulkan masalah besar bagi dunia.
"Sebagian besar wilayah akan tanpa listrik dan untuk memperbaiki kerusakan akan berat dan membutuhkan waktu."
Dalam sebuah konferensi cuaca ruang angkasa di Washington DC pekan lalu yang dihadiri oleh para ilmuwan NASA, pembuat kebijakan, peneliti dan pejabat pemerintah juga mengeluarkan peringatan serupa.
Dr Fisher (69) mengatakan badai dari matahari yang mencapai suhu lebih dari 5500C itu tidak semua orang akan menghadapi.
Siklus energi magnetik matahari mencapai puncak setiap 22 tahun, sedangkan jumlah bintik matahari mencapai tingkat maksimum setiap 11 tahun.
Dr Fisher yang merupakan ilmuwan NASA selama 20 tahun, mengatakan gabungan dua kejadian itu pada 2013 akan menghasilkan tingkat radiasi besar.
Dia mengatakan sebagian besar wilayah dunia bisa menghadapi hidup tanpa listrik selama beberapa bulan


Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

Negara Indonesia Urutan ke 2 dari 10 negara Paling Berisiko Ditabrak Asteroid dari 10 negara

salam relawan... salam Tagana..

Apakah bentuk ancaman terbesar kepunahan manusia? Tsunami? Gempa bumi? Badai topan? Gempa bumi? Nuklir? Yang jelas Indonesia nomor dua paling berisiko.

Hasil penelitian dari Nick Bailey dan kawan-kawannya dari University of Southampton's School of Engineering Sciences menunjukkan dua hal penting.
Pertama, ancaman bumi ditabrak sebuah asteroid semakin diterima sebagai bahaya bencana alam tunggal terbesar yang dihadapi oleh umat manusia.
Kedua, sepuluh besar negara yang paling berisiko adalah China, Indonesia, India, Jepang, Amerika Serikat, Filipina, Italia, Inggris, Brazil dan Nigeria.
Pertanyaannya, apakah benar asteroid merupakan bencana alam tunggal terbesar bagi manusia? Stephen Hawking, ilmuwan kondang dunia berpendapat bahwa salah satu faktor utama dalam kemungkinan kelangkaan kehidupan cerdas di galaksi kita disebabkan oleh tingginya probabilitas asteroid atau komet bertabrakan dengan planet.
Hawking menunjukkan dalam bukunya “Life in the Universe” di mana terjadi benturan komet Schumacher-Levi dengan Yupiter yang menghasilkan serangkaian bola api besar, dengan tinggi ribuan kilometer yang melontarkan "gelembung" panas hitam di atmosfer selama beberapa minggu.
Bayangkan jika di planet Yupiter ada penduduknya seperti di bumi, apa yang akan terjadi dengan mereka? Sekalipun di Yupiter ada penduduk yang memiliki keecerdasan tinggi, maka sangat kecil kemungkinannya mereka bisa survive.
Bagaimana dengan sejarah asteroid yang menghantam bumi? Sekitar 60 juta tahun yang lalu, terjadi katastrofi besar sehingga mahluk raksasa seperti dinosaurus juga musnah.
Dengan demikian, kita sangat beruntung karena berkembangnya kehidupan cerdas di bumi hanya mungkin terjadi karena tidak ada tabrakan besar dalam 60 juta tahun terakhir.
Berdasarkan berbagai simulasi tabrakan asteroid kecil dengan diameter hanya 1 km saja yang dibuat dengan software NEOimpactor, ada 10 negara yang paling besar risikonya dan Indonesia menempati urutan kedua di dunia.
Saat galaxy kerdil Sagitarius melintasi tata surya kita setiap 250 juta tahun maka saat itu terjadi kepunahan spesies yang ada di bumi.. Tidak mustahil dalam dua tahun ke depan, akan lebih banyak komet menghantam bumi.
Jika demikian halnya, Indonesia harus bersiap-siap diri karena tidak mustahil 200 juta rakyat Indonesia akan musnah dan bukan hanya saja negeri besar kita menjadi sejarah, tetapi lebih buruk lagi, yaitu dilupakan sejarah.
Mungkin sudah saatnya ilmuwan kita lebih mencermati hasil penelitian dari tim ilmuwan di atas.

sumber dari :
 Richard Claproth adalah  pakar ilmu bumi bergelar Ph.D dari University of Wollongong Australia. Pria yang menilai sains dan spiritualitas bisa selaras ini, juga penerima beasiswa dari UNESCO di International Institute for Research in Geothermal Science Pisa Italia.

By. Operator
Tim Kordinator Tagana Jawa timur 
By. Opered