Manajemen Bencana ditinjau dari Perspektif Bantuan Sosial
Disaster Management atau manajemen bencana atau penanggulangan bencana yang menjadi konsentrasi Departemen Sosial RI harus sesuai dengan atau mengacu pada visi dan misi Departemen itu sendiri. Dalam hal ini penanggulangan bencana harus terkait dengan perubahan sikap dan tingkah laku sasaran pembangunan kesejahteraan sosial yaitu Penyandang Masalah Kesejahteraan Sosial menuju keberfungsian sosial baik individu, kelompok maupun komunitas dan lingkungannya khususnya korban bencana.
Lebih lanjut tentang hal ini Drs. ANDI HANINDITO-mantan Kasubdit. Tanggap Darurat – sekarang Direktur Bantuan Sosial Korban Bencana Sosial DEPSOS RI menguraikan secara mendalam dan ilmiah dengan judul “MANAJEMEN BENCANA DITINJAU DARI PERSPEKTIF BANTUAN SOSIAL” yang disampaikan pada The 5th Asia Crisis Management Conference Di Jakarta tanggal 24 Oktober 2007
A. Pengertian Manajemen Bencana
Manajemen bencana adalah suatu proses dinamis, berlanjut dan terpadu untuk meningkatkan kualitas langkah-langkah yang berhubungan dengan observasi dan analisis bencana serta pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, penanganan darurat, rehabilitasi dan rekonstruksi bencana.
B. Tujuan Manajemen Bencana
Secara umum, manajemen bencana ditujukan untuk :
1. Mencegah dan membatasi jumlah korban manusia serta kerusakan harta benda dan lingkungan hidup
2. Menghilangkan kesengsaraan dan kesulitan dalam kehidupan dan penghidupan korban
3. Mengembalikan korban bencana dari daerah penampungan/ pengungsian ke daerah asal bila memungkinkan atau merelokasi ke daerah baru yang layak huni dan aman.
4. Mengembalikan fungsi fasilitas umum utama, seperti komunikasi/ transportasi, air minum, listrik, dan telepon, termasuk mengembalikan kehidupan ekonomi dan sosial daerah yang terkena bencana.
5. Mengurangi kerusakan dan kerugian lebih lanjut.
6. Meletakkan dasar-dasar yang diperlukan guna pelaksanaan kegiatan rehabilitasi dan rekonstruksi dalam konteks pembangunan
C. Prinsip Utama Manajemen Bencana
1. Tidak ada dua bencana yang sama (there are no two disasters alike), walaupun jenis bencana dan lokasinya sama.
2. Efektivitas dan efisiensi manajemen bencana ditentukan oleh penguasaan akan karakteristik setiap bencana serta kejelasan aspek-aspek kunci sebagai berikut :
a. Sasaran dan bentuk bahaya yang akan terjadi
b. Sumber-sumber lokal yang tersedia
c. Bentuk-bentuk organisasi manajemen bencana yang dibutuhkan.
d. Perencanaan pemenuhan kebutuhan bila bencana terjadi.
e. Tindakan yang harus dilakukan oleh sektor serta titik masuknya dalam siklus manajemen bencana (pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, peringatan dini, tanggap darurat, restorasi, rehabilitasi dan rekonstruksi).
f. Pendidikan, pelatihan, dan pengembangan personel manajemen bencana secara berlanjut.
g. Kesejahteraan personel-personel bencana.
3. Uang tunai merupakan bentuk bantuan manajemen bencana yang paling baik.
D. Mekanisme Manajemen Bencana
Mekanisme manajemen bencana terdiri dari :
1. Mekanisme internal atau informal, yaitu unsur-unsur masyarakat di lokasi bencana yang secara umum melaksanakan fungsi pertama dan utama dalam manajemen bencana dan kerapkali disebut mekanisme manajemen bencana alamiah, terdiri dari keluarga, organisasi sosial informal (pengajian, pelayanan kematian, kegiatan kegotong royongan, arisan dan sebagainya) serta masyarakat lokal.
2. Mekanisme eksternal atau formal, yaitu organisasi yang sengaja dibentuk untuk tujuan manajemen bencana, contoh untuk Indonesia adalah BAKORNAS PB, SATKORLAK PB dan SATLAK PB.
E. Bantuan Sosial adalah seluruh dukungan untuk :
1. Pemenuhan kebutuhan fisik, mental dan sosial korban bencana seoptimal mungkin sesuai kondisi aktual setempat.
2. Peningkatan kemampuan, motivasi dan peranan korban bencana dalam berbagai kegiatan restorasi, rehabilitasi dan rekonstruksi.
3. Pemecahan masalah-masalah psikososial korban bencana serta memulihkan dan meningkatkan peranan-peranan sosialnya.
4. Pencegahan dan mitigasi berbagai kerugian yang dialami korban bencana dalam kejadian bencana di masa datang.
5. Peningkatan dukungan semua unsur masyarakat secara berlanjut dalam penanganan darurat, restorasi, rehabilitasi dan rekonstruksi.
F. Bentuk dan Jenis Bantuan Sosial
1. Bentuk Bantuan Sosial
a. Fisik
b. Non Fisik
2. Jenis Bantuan Sosial
a. Siap Pakai
b. Olahan
c. Tambahan/ Pelengkap
G. Penerapan Manajemen Bencana Bidang Bantuan Sosial
1. Bidang Bantuan Sosial merupakan salah satu aspek strategis dalam penanggulangan bencana.
2. Pelaksanaan bidang bantuan sosial yang menjadi bagian dari penanggulangan bencana tidak bisa dilakukan secara parsial dan harus utuh dalam satu kesatuan yang saling terkait karena pendekatan-pendekatan yang digunakan bidang bantuan sosial dalam penanggulaangan bencana berpedoman pada manajemen kebencanaan yang terbagi dalam siklus penanggulangan bencana yaitu sebelum, saat dan sesudah.
3. Pedoman untuk melaksanakan bidang bantuan sosial dalam penanggulangan bencana adalah bagian dari kebijakan sosial (Social Policy) yang di dalamnya ditentukan prinsip-prinsip umum untuk menentukan pilihan dan membuat keputusan pada kondisi yang tidak/ belum diketahui atau kondisi yang mungkin akan terjadi di masa mendatang
4. Implementasi Bidang Bantuan Sosial dalam penanggulangan bencana dirumuskan dalam bentuk program penanggulangan bencana bidang bantuan sosial.
5. Program penanggulangan bencana bidang bantuan sosial meliputi :
a. Bantuan Sosial, yaitu berbentuk perlindungan dan pertolongan dengan fokus untuk dampak bencana temporer (Temporary Impact)
a. Rehabilitasi Sosial, yaitu berbentuk fisik dan non fisik dengan fokus untuk dampak bencana permanen (Permanent Impact)
b. Pemberdayaan Sosial, yaitu berbentuk penguatan dan pengembangan dengan fokus untuk dampak bencana berkelanjutan (Sustainable Impact)
6. Hasil yang diharapkan dari seluruh proses kegiatan penanggulangan bencana bidang bantuan sosial adalah terpenuhinya kebutuhan korban bencana agar dapat hidup secara wajar.
7. Agar proses kegiatan penanggulangan bencana bidang bantuan sosial berjalan sistemik dan holistik maka harus menempatkan sasaran dan pengguna sebagai subyek sekaligus pelaku aktif yaitu masyarakat itu sendiri. Untuk itu masyarakat perlu ditingkatkan kapasitas kemampuannya agar lebih mampu mengelola dirinya dan potensi-potensi yang dianggap dapat mendukung kebutuhannya sendiri secara proporsional. Dalam hal ini peran pemerintah hanya sebagai regulator dan fasilitator
8. Peran dan tanggung jawab masyarakat yang dimainkan dalam sistem penanggulangan bencana harus tertuang dalam kebijakan pemerintah untuk penanggulangan bencana melalui Program CBDM (Community Based Disaster Management).
9. Beberapa Alasan tentang Pentingnya Program CBDM
a. Cakupan wilayah yang tersebar dan luas
b. Keterbatasan kemampuan Pemerintah
c. Potensi dan sumber-sumber yang dimiliki masyarakat sangat besar tapi belum dikelola secara profesional
d. Efektivitas pelaksanaan penanggulangan bencana dengan sistem pemerintahan desentralisasi adalah untuk memperkuat dan memperluas potensi Front Liner sebagai ujung tombak
e. Efisiensi pengerahan sumber-sumber bantuan, akses sistem jaringan komunikasi dan informasi serta jalur koordinasi dapat dilakukan menggunakan sistem komando terutama pada saat tanggap darurat / emergency dengan memberdayakan, mendelegasikan serta menempatkan peran orang-orang kunci dari unsur masyarakat yang terlatih untuk mengambil keputusan secara cepat dan tidak terganggu mekanisme birokrasi.
10.Manfaat Program CBDM
a. Memperkuat ikatan psikologis yang secara tidak langsung akan memperkokoh tingkat emosional antar individu
b. Memperkecil tingkat ketergantungan kepada Pemerintah
c. Meningkatkan budaya gotong royong dan kebersamaan
d. Mempercepat proses tindakan/ reaksi terutama pada saat bencana terjadi
e. Mempermudah menyamakan persepsi tentang resiko/ bahaya bencana
f. Mengaktifkan potensi dan sumber-sumber lokal
g. Memperkuat persatuan dan solidaritas nasional
11.Strategi Program CBDM
a. Membangun sentra-sentra komando berbasis komunitas
b. Menetapkan orang-orang kunci
c. Melakukan kegiatan-kegiatan bermuatan materi untuk meningkatkan kapasitas masyarakat secara periodik melalui pelatihan, penyuluhan, gladi dan simulasi
H. Penutup
· Indikator keberhasilan penanggulangan bencana bidang bantuan sosial sangat ditentukan oleh peran masyarakat itu sendiri, sebab seluruh proses kegiatannya di setiap wilayah atau daerah tidak akan sama karena sangat dipengaruhi oleh situasi lingkungan dan budaya setempat.
· Seluruh ketentuan/ pedoman dan aturan yang terkait dengan penanggulangan bencana bidang bantuan sosial harus aplikatif, fleksibel dan dinamis
Pekerjaan utama yang paling berat oleh Pemerintah pada saat ini adalah merubah “Main Set” Masyarakat dari ketergantungan menjadi mandiri dalam penanggulangan bencana sebelum bantuan dari luar datang (to help them self)salam Tagana..
Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered