Senin, Juni 21, 2010

KATALOG GEMPABUMI MERUSAK WILAYAH JAWA TIMUR

salam relawan... salam Tagana.. 

NO.
NAMA GEMPA
TANGGAL
PUSAT GEMPA
KDLM
(KM)
MAG
SKALA MMI
KERUSAKAN
1.
 
2.
 
3.
 
4.
 
5.
 
 
6.
 
7.
 
 
8.
 
 
9.
 
 
10.
 
 
11.
 
Mojokerto
 
Madiun
 
Pasuruan
 
Lumajang
 
Wlingi
 
 
Tulungagung
 
Sedayu
 
 
Jawa Timur
 
 
Jawa Timur
 
 
Malang
 
 
Tulungagung
22/03/1836
 
20/11/1862
 
4/11/1889
 
1/07/1896
 
15/08/1896
 
 
20/08/1902
 
31/08/1902
 
 
11/08/1939
 
 
19/06/1950
 
 
20/11/1958
 
 
10/10/1961
-
 
-
 
-
 
-
 
-
 
 
-
 
-
 
 
6,5°LS-112°BT
 
6,2°LS-112,5°BT
 
9,5°LS-112,5°BT
 
8 °LS –
112,5° BT
-
 
-
 
-
 
-
 
-
 
 
-
 
-
 
 
-
 
 
-
 
 
-
 
 
-
-
 
-
 
-
 
-
 
-
 
 
-
 
-
 
 
-
 
 
-
 
 
-
 
 
-
VII-VIII
 
VII
 
VI
 
VI
 
VII
 
 
VII
 
VI
 
 
VII
 
 
VI
 
 
VII-VIII
 
 
VI-VII
Kerusakan pada bangunan.
 
Bangunan retak.
 
Dinding rumah retak.
 
Beberapa bangunan retak pada dinding.
 
Gempa terasa sampai Brangah. Kerusakan pada bangunan dan rumah penduduk.
 
Beberapa bangunan rusak.
 
Terjadi nendatan tanah. Terjadi gempa susulan.
 
Gempa terasa di Rembang & Surabaya. Sebuah rumah roboh di Brondong.
 
Beberapa bangunan retak. Getaran terasa sampai Kalimantan dan Jawa Barat.
 
Retakan pada bangunan, terjadi retakan tanah, 8 orang tewas.
 
Beberapa bangunan retak.

NO.
NAMA GEMPA
TANGGAL
PUSAT GEMPA
KDLM
(KM)
MAG
SKALA
MMI
KERUSAKAN
12.
 
 
13.
 
 
14.
 
 
 
 
 
 
15.
 
 
 
16.
Wlingi
 
 
Ponorogo
 
 
Malang
 
 
 
 
 
 
Blitar-Trenggalek
 
 
Banyu- wangi
 
21/12 /1962
 
 
27 /7 / 1963
 
 
19 /2 /1967
 
 
 
 
 
 
4/ 10 / 1972
 
 
 
3/6/1994
9°LS-112°BT
 
8,3°LS-112,2°BT
 
8,5° LS-113,5°BT
 
 
 
 
 
8,4°LS
112,2°BT
 
 
10,477°LS
112,835°BT
-
 
 
-
 
 
-
 
 
 
 
 
 
-
 
 
 
18
-
 
 
-
 
 
-
 
 
 
 
 
 
6,0
 
 
 
7,2
VI
 
 
IV - V
 
 
VII - IX
 
 
 
 
 
 
V-VI
 
 
 
VIII
Beberapa bangunan retak.
 
 
Kerusakan pada bangunan.
 
 
Kerusakan terparah di Dampit, 1.539 rumah rusak, 14 org tewas, 72 orang luka-luka. Di
Gondang 9 org tewas, 49 org luka-luka, 119 bangunan roboh, 402 retak, 5 masjid rusak. Di Trenggalek 33 rumah bambu retak. Gempa terasa sampai Banyumas dan Cilacap.
 
Kerusakan sejumlah bangunan di Gandusari & Trenggalek. Goncangan terasa kuat, intensitas skala MMI tercatat V –VI.
 
250 orang meninggal, 127 orang hilang, 423 luka, 1.500 rumah rusak, 278 perahu rusak dan hilang. Run up tsunami +/- 500 meter.
Ketinggian run up  1,3 – 13,9 meter.???
Bencana di Rajegwesi, Gerangan, Lampon, Pancer, Pulau Sempu,.Grajagan, Pulau Merah, Teluk Hijau, Sukamade,Watu Ulo, Teluk Sipelori dan Teluk Tambakan. Efek tsunami mencapai pantai Banyuwangi, Jember, Malang, Blitar, Tulung Agung, Trenggalek & Pacitan.
32
 
NO.
NAMA GEMPA
TANGGAL
PUSAT GEMPA
KDLM
(KM)
MAG
SKALA
MMI
KERUSAKAN
17.
Pacitan
20/7/2003
8,62°LS-111,25°BT
 
33
5,9
IV-V
Beberapa bangunan retak dan plester dinding lepas di rumah dinas Polres Pacitan, 4 rumah di desa Pucang Sewu, 1 rumah di desa Sambong, 1 rumah di desa Ponggok, Kecamatan Pacitan, Kabupaten Pacitan; 1 rumah di desa Wonocoyo, Kecamatan Panggul, Kabupaten Trenggalek; pasar Madiun dan sebuah Ruko di kota Yogyakarta. Getaran terasa di Pacitan, Trenggalek, Madiun, Surakarta, Yogyakarta hingga Surabaya. Terjadi gempabumi susulan.
 

Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

Safer Communities through Disaster Risk Reduction (SC-DRR)

salam relawan... salam Tagana.. 

Program Masyarakat yang lebih Aman melalui Pengurangan Risiko Bencana (Safer Communities through Disaster Risk Reduction, disingkat SC-DRR), yang merupakan kerja sama BAPPENAS and BNPB, bertujuan untuk, antara lain,mendukung implementasi UU Penanganan Bencana dan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana dengan dana sendiri dan dengan bantuan dana dari Department for International Development (DFID) Pemerintah Inggris.




MENDEFINISIKAN PENGURANGAN RISIKO BENCANA
Kerangka konseptual untuk mencapai pengurangan risiko bencana mencakup semua langkah yang diperlukan untuk mencegah (prefentif ) atau untuk membatasi (mitigasi dan kesiapsiagaan) dampak negatif ancaman bencana alam. Kerangka pengurangan risiko bencana lazimnya dibangun oleh bidang-bidang aksi sebagai berikut:
Kesadaran terhadap penilaian risiko, seperti analisis ancaman bencana dan analisis terhadap kerentanan/kapasitas;
  1. Pengembangan pengetahuan, seperti pendidikan, pelatihan, riset, dan informasi;
  2. Komitmen publik dan kerangka kelembagaan, termasuk aksi kelembagaan, kebijakan, legislasi, dan masyarakat;
  3. Penerapan langkah-langkah seperti manajemen lingkungan, perencanaan penggunaan lahan dan perencanaan kota, perlindungan fasilitas kritis, penerapan iptek, kemitraan dan jejaring, dan instrumen-instrumen keuangan;
  4. Sistem peringatan dini, seperti peramalan, diseminasi peringatan, langkah-langkah kesiapsiagaan, dan kapasitas untuk bereaksi.
Program SC-DRR akan dilaksanakan oleh Badan Perencanaan dan Pembangunan Nasional (BAPPENAS) dan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB). Program ini bertujuan untuk, antara lain mendukung implementasi UU Penanganan Bencana yang baru-baru ini disahkan serta mendukung penerapan Rencana Aksi Nasional Pengurangan Risiko Bencana (RAN-PRB) 2006-2009, sebuah kerangka kebijakan untuk menyatukan pengurangan risiko bencana dalam perencanaan pembangunan nasional.
SC-DRR adalah bagian dari Program PBB yang lebih besar bertajuk “Rencana Strategis Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk Pengurangan Risiko Bencana demi Pembangunan yang Berkelanjutan”. Keduanya dirancang untuk menjadikan pengurangan risiko bencana sebagai bagian normal proses pembangunan yang terpatri di dalam fungsi-fungsi inti pemerintahan, terutama di tingkat komunitas lokal, tempat pengambilan tindakan untuk mengurangi kerentanan terhadap bencana baik dari segi sik, ekonomi, maupun sosial bisa menjadi lebih efektif.
Karena tak satupun individu kebal dari dampak bencana, kesadaran mengenai bagaimana risiko bencana dapat dikurangi menjadi urusan setiap orang. SC-DRR bermaksud mengenalkan ethos kerja lebih handal yang berlandaskan kepada kesadaran menyeluruh akanbudaya keselamatan sebagai norma dasar di Indonesia.


Ikhtisar dan Tujuan Proyek
  1. Kebijakan, kerangka hukum dan peraturan terpadu mengenai pengurangan risiko bencana dalam proses pengambilan keputusan pembangunan di tingkat pusat, provinsi, dan kabupaten;
  2. Sistem kelembagaan menopang pengurangan risiko bencana yang terdesentralisasi;
  3. Program-program edukasi dan peningkatan kesadaran mengenai hubungan bencana dengan pembangunan; dan
  4. Peragaan mengenai bagaimana pengurangan risiko bencana dapat menjadikan masyarakat lebih aman


Kantor Sekretariat SC-DRR
Jl. Tulung Agung No. 46
Jakarta 10310, INDONESIA
Email: secretariat@sc-drr.org
Website: www.sc-drr.org

Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

salam relawan... salam Tagana..

Benua Atlantis itu (Ternyata) Indonesia

Oleh Prof. Dr. H. PRIYATNA ABDURRASYID, Ph.D. [1] 

MUSIBAH alam beruntun dialami Indonesia. Mulai dari tsunami di Aceh hingga yang mutakhir semburan Lumpur panas di Jawa Timur. Hal itu mengingatkan kita pada peristiwa serupa di wilayah yang dikenal sebagai Benua Atlantis. Apakah ada hubungan antara Indonesia dan Atlantis ?.
Plato (427 – 347 SM) menyatakan bahwa puluhan ribu tahun lalu terjadi berbagai letusan gunung berapi secara serentak, menimbulkan gempa, pencairan es, dan banjir. Peristiwa itu mengakibatkan sebagian permukaan bumi tenggelam. Bagian itulah yang disebutnya benua yang hilang atau Atlantis.
Penelitian mutakhir yang dilakukan oleh Aryso Santos, menegaskan bahwa Atlantis itu adalah wilayah yang sekarang disebut Indonesia. Setelah melakukan penelitian selama 30 tahun, ia menghasilkan buku Atlantis, The Lost Continent Finally Found, The Definitifve Localization of Plato’s Lost Civilization (2005). Santos menampilkan 33 perbandingan, seperti luas wilayah, cuaca, kekayaan alam, gunung berapi, dan cara bertani, yang akhirnya menyimpulkan bahwa Atlantis itu adalah Indonesia .
Sistem terasisasi sawah yang khas Indonesia ,  menurutnya, ialah bentuk yang diadopsi oleh Candi Borobudur, Piramida di Mesir, dan bangunan kuno Aztec di Meksiko.
Konteks Indonesia

Bukan kebetulan ketika Indonesia pada tahun 1958, atas gagasan Prof. Dr. Mochtar Kusumaatmadja melalui UU no. 4 Perpu tahun 1960, mencetuskan Deklarasi Djoeanda. Isinya menyatakan bahwa negara Indonesia dengan perairan pedalamannya merupakan kesatuan wilayah nusantara. Fakta itu kemudian diakui oleh Konvensi Hukum Laut Internasional 1982. Merujuk penelitian Santos , pada masa puluhan ribu tahun yang lalu wilayah negara Indonesia merupakan suatu benua yang menyatu. Tidak terpecah-pecah dalam puluhan ribu pulau seperti halnya sekarang.
Santos menetapkan bahwa pada masa lalu itu Atlantis merupakan benua yang membentang dari bagian selatan India, Sri Lanka, Sumatra, Jawa, Kalimantan,  terus ke arah timur dengan Indonesia (yang sekarang) sebagai pusatnya. Di wilayah itu terdapat puluhan gunung berapi yang aktif dan dikelilingi oleh samudera yang menyatu bernama Orientale, terdiri dari Samudera Hindia dan Samudera Pasifik.
Teori Plato menerangkan bahwa Atlantis merupakan benua yang hilang akibat letusan gunung berapi yang secara bersamaan meletus. Pada masa itu sebagian  besar bagian dunia masih diliput oleh lapisan-lapisan es (era Pleistocene) .  Dengan meletusnya berpuluh-puluh gunung berapi secara bersamaan yang sebagian besar terletak di wilayah Indonesia (dulu) itu, maka tenggelamlah sebagian benua dan diliput oleh air asal dari es yang mencair. Di antaranya letusan gunung Meru di India Selatan dan gunung Semeru/Sumeru/ Mahameru di Jawa Timur. Lalu letusan gunung berapi di Sumatera yang membentuk Danau Toba dengan pulau Somasir, yang merupakan puncak gunung yang meletus pada saat itu.
Letusan yang paling dahsyat di kemudian hari adalah gunung Krakatau (Krakatoa) yang memecah bagian Sumatera dan Jawa dan lain-lainnya serta membentuk selat dataran Sunda.
Atlantis berasal dari bahasa Sanskrit Atala, yang berarti surga atau menara peninjauan (watch tower),  Atalaia (Potugis), Atalaya (Spanyol). Plato menegaskan bahwa wilayah Atlantis pada saat itu merupakan pusat dari peradaban dunia dalam bentuk budaya, kekayaan alam, ilmu/teknologi, dan lain-lainnya. Plato menetapkan bahwa letak Atlantis itu di Samudera Atlantik sekarang. Pada masanya, ia bersikukuh bahwa bumi ini datar dan dikelilingi oleh satu samudera (ocean) secara menyeluruh.
Ocean berasal dari kata Sanskrit ashayana yang berarti mengelilingi secara menyeluruh. Pendapat itu kemudian ditentang oleh ahli-ahli di kemudian hari seperti Copernicus, Galilei-Galileo, Einstein, dan Stephen Hawking.
Santos berbeda dengan Plato mengenai lokasi Atlantis. Ilmuwan Brazil itu berargumentasi, bahwa pada saat terjadinya letusan berbagai gunung berapi itu, menyebabkan lapisan es mencair dan mengalir ke samudera sehingga luasnya bertambah. Air dan lumpur berasal dari abu gunung berapi tersebut membebani samudera dan dasarnya, mengakibatkan tekanan luar biasa kepada kulit bumi di dasar samudera, terutama pada pantai benua. Tekanan ini mengakibatkan gempa.
Gempa ini diperkuat lagi oleh gunung-gunung yang meletus kemudian secara beruntun dan menimbulkan gelombang tsunami yang dahsyat. Santos menamakannya Heinrich Events.
Dalam usaha mengemukakan pendapat mendasarkan kepada sejarah dunia, tampak Plato telah melakukan dua kekhilafan, pertama mengenai bentuk posisi bumi yang katanya datar. Kedua, mengenai letak benua Atlantis yang katanya berada di Samudera Atlantik yang ditentang oleh Santos. Penelitian militer  Amerika Serikat di wilayah Atlantik terbukti tidak berhasil menemukan bekas-bekas benua yang hilang itu. Oleh karena itu tidaklah semena-mena ada peribahasa yang berkata, “Amicus Plato, sed magis amica veritas.” Artinya,”Saya senang kepada Plato tetapi saya lebih senang kepada kebenaran.”
Namun, ada beberapa keadaan masa kini yang antara Plato dan Santos  sependapat. Yakni pertama, bahwa lokasi benua yang tenggelam itu adalah Atlantis dan oleh Santos dipastikan sebagai wilayah Republik Indonesia. Kedua, jumlah atau panjangnya mata rantai gunung berapi di Indonesia. Di antaranya ialah Kerinci, Talang, Krakatoa, Malabar, Galunggung, Pangrango, Merapi, Merbabu, Semeru, Bromo, Agung, Rinjani. Sebagian dari gunung itu telah atau sedang aktif kembali.
Ketiga, soal semburan lumpur akibat letusan gunung berapi yang abunya tercampur air laut menjadi lumpur. Endapan lumpur di laut ini kemudian meresap ke dalam tanah di daratan. Lumpur panas ini tercampur dengan gas-gas alam yang merupakan impossible barrier of mud (hambatan lumpur yang tidak bisa dilalui), atau in navigable (tidak dapat dilalui), tidak bisa ditembus atau dimasuki. Dalam kasus di Sidoarjo, pernah dilakukan remote sensing, penginderaan jauh, yang menunjukkan adanya sistim kanalisasi di wilayah tersebut. Ada kemungkinan kanalisasi itu bekas penyaluran semburan lumpur panas dari masa yang lampau.
Bahwa Indonesia adalah wilayah yang dianggap sebagai ahli waris Atlantis, tentu harus membuat kita bersyukur. Membuat kita tidak rendah diri di dalam pergaulan internasional, sebab Atlantis pada masanya ialah pusat peradaban dunia. Namun sebagai wilayah yang rawan bencana, sebagaimana telah dialami oleh Atlantis itu, sudah saatnya kita belajar dari sejarah dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan mutakhir untuk dapat mengatasinya


Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

KARATERISTK GUNUNG IJEN, Jawa Timur

salam relawan... salam Tagana.. 

Keterangan Umum 
Nama
:
G. Ijen  
Nama Lain
:
Gunung Kawah Ijen
Nama Kawah
:
Kawah Ijen  
Lokasi
:
Koordinat/ Geografi :  8�03,5'LS dan 114�14,5' BT. Secara administratif termasuk : Kecamatan Licin, Sempol, Kabupaten Banyuwangi, Bondowoso.
Ketinggian
:
Tepi kawah 2386 m dan Danau Kawah 2145 m  
Kota Terdekat
:
33 km dari Banyuwangi 
Tipe Gunungapi
:
Strato
Pos Pengamatan
:
Terletak di Kampung Pangsungsari, Licin, Kecamatan Glagah Kabupaten Banyuwangi. Geografi 08�08,812' LS dan 114�15,426' BT.
Elevasi di atas muka laut
:
730 m
 
Pendahuluan
Untuk mencapai Kawah Ijen dapat ditempuh dengan dua cara yaitu dari utara dan dari selatan.
a. Lewat jalan utara
Dari Situbondo menuju Sempol (Bondowoso) lewat Wonosari kemudian dilanjutkan ke Paltuding yang dapat dicapai dengan kendaraan bermotor roda dua atau roda empat. Jarak Situbondo sampai Paltuding adalah 93 km dan kondisi jalan sampai Paltuding boleh dikatakan sangat bagus sehingga dapat ditempuh dalam waktu sekitar 2,5 jam.
b. Lewat jalan selatan
Dari Banyuwangi menuju Licin yang berjarak sekitar 15 km, yang dapat dilewati dengan kendaraan bermotor roda dua atau empat selama sekitar 30 menit. Dari Licin menuju Paltuding yang berjarak sekitar 18 km perjalanan dapat diteruskan dengan kendaraan bermotor terutama jenis jeep double gardan karena sekitar 6 km sebelum sampai di Paltuding melewati jalan yang dinamakan tanjakan erek-erek yang berupa belokan berbentuk S dan sekaligus menanjak, perjalanan memerlukan waktu sekitar satu jam, karena jalanan sering rusak oleh air hujan maupun dilewati truk  pengangkut Belerang setiap hari.
Dari Paltuding ke Kawah yang berjarak 3 km ditempuh dengan berjalan kaki melewati pondok Pengairan/pondok Irigasi sekitar 90 menit. Lewat utara dengan kendaraan roda empat atau dua.
                     23 km                        55 km                   15 km
Situbondo  -------------->  Wonosari --------------->Sempol  --------------> Paltuding
                    30 menit                       90 menit                 30 menit
 
Lewat selatan dengan kendaraan roda dua atau empat :
                          15 menit                   18 km
Banyuwangi  -------------------> Licin   --------------------> Paltuding
                          30 menit                        60 menit
 
Demografi (Kependudukan)
Daerah bahaya/waspada Gunung Ijen terdapat di tiga kabupaten yaitu Bondowoso,  Banyuwangi dan Situbondo. Jumlah penduduk yang tinggal di daerah bahaya Gunung Ijen pada tahun 1985 berjumlah 12.155 jiwa dengan luas area sekitar 65.367 km2.
Tempat pemukiman penduduk yang paling atas dan dekat dengan Gunung Kawah Ijen adalah desa Kali Anyar, Kecamatan Sempol Kabupaten Bondowoso Dulu Desa Kali Anyar termasuk dalam Kecamatan Klabang, sekarang mulai Januari 2001 dimasukkan dalam kecamatan Sempol. Berdasarkan data tahun 2001 (BPPTK), penduduk Desa Kali Anyar berjumlah 5.065 jiwa yang tersebar di 9 dusun yaitu : Plalangan, Blawan, K. Sengon, K. Gedang, Ler Penang, Sumberejo, G. Blau, Watu Capil dan Curah Macam.
Penduduk Banyuwangi yang tinggal di daerah bahaya/waspada terutama yang tinggal di daerah sepanjang aliran Kali Bendo dan Kali Mailang.
Penduduk Kabupaten Situbondo yang tinggal di daerah bahaya/waspada Gunung Ijen adalah yang terletak di sepanjang aliran Kali Banyuputih antara lain kecamatan Banyuputih dan Asem Bagus. Penduduk tersebut pada umumnya bekerja sebagai petani, pegawai perkebunan/pabrik, dan buruh.
 
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Gunung Kawah Ijen memiliki sumberdaya gunungapi bervariasi dan sangat potensial yang meliputi :
a. Sublimat belerang.
Sublimat belerang merupakan produk Gunung Kawah Ijen yang sudah dapat dimanfaatkan untuk berbagai keperluan dalam industri kimia. Belerang dihasilkan dari hasil sublimasi gas-gas belerang yang terdapat dalam asap solfatara yang bersuhu sekitar 200 �C. Kapasitas belerang rata-rata sekitar 8 ton/hari . Lapangan solfatara terletak di sebelah tenggara danau Kawah Ijen.

b. Sumber mataair panas
Sumber mataair panas bertipe asam sulfat khlorida dengan suhu 70 �C dan pH sekitar 2, 6 terdapat didekat lapangan solfatara Ijen. Sedangkan air panas netral bertipe bikarbonat dengan suhu sekitar 45 � terdapat di dalam kaldera Ijen sebelah utara yaitu di Blawan, Kabupaten Bondowoso

c. Air Danau Kawah Ijen
Danau Kawah Ijen merupakan reaktor multi komponen yang didalamnya terjadi berbagai proses baik fisika maupun kimia antara lain pelepasan gas magmatik, pelarutan batuan, pengendapan, pembentukan material baru dan pelarutan kembali zat-zat yang sudah terbentuk sehingga menghasilkan air danau yang sangat asam dan mengandung bahan terlarut dengan konsentrasi sangat tinggi. Air danau kawah Ijen dapat dibuat gipsum dengan cara menambahkan kapur tohor kedalamnya. Dari hasil penelitian yang pernah dilakukan di BPPTK tiap 1 liter air kawah Ijen yang direksikan dengan kapur tohor secara stokiometri menghasilkan 100 gram gipsum.

d. Lapangan Gipsum/anhidrit
Pembentukan gipsum/anhidrit terjadi di bawah dam Kawah Ijen yaitu di hulu Kali Banyupait. Air danau kawah yang mengandung sulfat dengan konsentrasi tinggi merembes dan atau melewati batuan sehingga terbentuk gipsum. Batuan disini berfungsi sebagai sumber kalsium. Dengan adanya proses penguapan/pemanasan di permukaan gipsum yang terjadi dapat kehilangan airnya sehingga membentuk anhidrit.
 
e. Batuan vulkanik terutama batu apung
Batu apung banyak ditemukan disekitar danau kawah Ijen terutama di hulu Kali Banyupait.

f. Objek Wisata dan studi vulkanologi
Gunung Danau Kawah Ijen selain menarik dijadikan sebagai objek wisata juga sangat menarik untuk studi geologi dan geokimia.
 
Wisata
Gunung Kawah Ijen merupakan salah satu daerah tujuan wisata di Jawa Timur yang selalu ramai dikunjungi baik oleh wisatawan domestik maupun mancanegara. Alam pegunungan yang indah dan sejuk sering mereka nikmati mulai dengan cara berkemah di Paltuding. Dengan ditemuinya ayam hutan disepanjang jalan aspal menunjukkan bahwa. keasrian gunung dan hutan masih terawat dengan baik.
Di Puncak Gunung Ijen terdapat danau kawah dengan airnya yang berwarna hijau toska dan ber-pH sangat asam. Di sebelah tenggara danau terdapat lapangan solfatara yang merupakan dinding danau Kawah Ijen dan di bagian barat terdapat Dam Kawah Ijen yang merupakan hulu dari Kali Banyupait.
Lapangan solfatara Gunung Kawah Ijen yang selalu melepaskan gas vulkanik dengan konsentrasi sulfur yang tinggi dan bau gas yang kadang menyengat dan mengiritasi saluran pernafasan ini merupakan objek wisata yang tak pernah terlewatkan untuk didatangi, bahkan tempat ini disiang hari tak pernah sepi karena selalu terdapat penambang belerang yang mengambil dan mengangkut/memikul sublimat belerang sampai di Paltuding.
Dam Kawah Ijen merupakan bagian dari objek wisata menarik tetapi tidak selalu dikunjungi oleh wisatawan dikarenakan antara lain pencapaiannya yang sulit disebabkan jalan menuju kesana sering rusal karena terjadi longsor. Dam Kawah Ijen adalah bangunan beton yang dibangun sejak jaman penjajahan Belanda dan dimaksudkan untuk mengatur level air danau agar tidak menyebabkan banjir air asam. Tetapi bendungan ini sekarang tidak berfungsi karena air tidak pernah mencapai pintu air disebabkan terjadinya rembesan/bocoran air danau di bawah dam.
Terjadinya rembesan yang terus menerus ini mengakibatkan terjadi proses pembentukan gypsum dari hasil reaksi sulfat yang terkandung dalam air danau dengan senyawa Kalsium baik dari air tersebut maupun dengan Kalsium dari batuan yang dilewati dan proses penguapan yang juga mempercepat pembentukannya. Lapangan Gipsum dapat menjadi salah satu objek wisata yang menarik bila dikelola secara professional.

Daftar Acuan
  • Brosur �Cagar Alam/Taman Wisata, Kawah Ijen� Balai Taman Nasional Alas Purwo, Banyuwangi.
  • Mulyadi E. Dan Wahyudin D. 1998, G. Ijen, Sejarah kegiatan, potensi bahaya dan wisata gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung.
  • Sutaningsih, N. E. dkk , 2001, �Penyelidikan Pengaruh Unsur Vulkanik G. Ijen, (Penyelidikan Kimia Gas dan Survey Kependudukan Awal DI Gunung Ijen)�, Laporan Proyek, BPPTK, Yogyakarta
  • Sutaningsih N.E. , Marina S., Hartiyatun S dan Sukarnen, 2001, �Pengolahan Air Kawah Ijen menjadi gipsum dan Aluminium Hidroksida�, Prosiding Seminar Nasional Kejuangan Teknik Kimia UPN �Veteran, Yogyakarta, ISBN 979-9637-0-1.
  • Sutaningsih, N. E. dkk , 2001, �Penyelidikan Pengaruh Unsur Vulkanik G. Ijen, (Penyelidikan Kimia Gas dan Survey Kependudukan Awal DI Gunung Ijen)�, Laporan Proyek, BPPTK, Yogyakarta
  • Kusumadinata, K., Hadian R., Hamidi, S., dan Reksowirogo, L., D., 1979, �Data Dasar Gunungapi Indonesia�, Direktorat Vulkanologi, Direktorat Jenderal Geologi dan Sumberdaya Mineral, Departemen Pertambangan dan Energi, RI.
  • Mulyadi E. Dan Wahyudin D. 1998, G. Ijen, Sejarah kegiatan, potensi bahaya dan wisata gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung.
  • Purwanto, H. B dkk, 1999 � 2001, Catatan Pengamatan aktivitas Gunung Kawah Ijen, Jawa Timur.
  • Mulyadi E. Dan Wahyudin D. 1998, G. Ijen, Sejarah kegiatan, potensi bahaya dan wisata gunungapi, Direktorat Vulkanologi, Bandung.
  • Dari hasil evaluasi sejarah letusan Gunung Ijen

Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

KARATERISTIK GUNUNG ARJUNO - WELIRANG, Jawa Timur

salam relawan... salam Tagana..
ARJUNO - WELIRANG, Jawa Timur
Keterangan Umum 
Nama
:
G. Arjuno-Welirang
Nama Lain
:
-
Nama Kawah
:
Tilasgeni, Jero, Kembar, Abil, Argopuro, Plupuh, Pasar Dieng dan beberapa kawah lainnya yang tidak mempunyai nama. 
Lokasi
:
a.  Koordinat :  7o 40� � 7o 53� LS dan 112 o  317� � 112 42�52� BT
b. Secara administratif termasuk Kab. Malang, Mojokerto dan Pasuruan.
Ketinggian
:
G. Arjuno 3339 m dpl., G. Welirang 3156 m dpl.  
Kota Terdekat
:
Tretes 
Tipe Gunungapi
:
Gunungapi strato type A.

 

Pendahuluan
Cara Pencapaian : Pendakian ke puncak G. Arjuno-Welirang dapat dilakukan dari 2 arah yaitu :
No. Lokasi Cara Pencapaian
1 Puncak komplek G. Arjuno-Welirang Dari arah timurlaut melalui Desa Pecalukan - Tretes pada ketinggian 800 m dpl., dapat dilakukan dengan  kendaraan roda empat
2 Puncak komplek G. Arjuno-Welirang Dari arah baratlaut melalui desa Trawas � kampung Jurang Kwali, Kabupaten Pasuruan, jalan yang ditempuh agak berat karena melalui jalan setapak yang curam.
 
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi
Sumber daya alam komplek G.Arjuno-Welirang adalah bahan galian berupa belerang yang terdapat pada kawah Plupuh dan kawah Jero.
 
Wisata
Potensi wisata di kawasan  G. Arjuna-Welirang terdapat di daerah :
�        Cangar-Sumber Brantas, Batu Malang ; berupa Taman Hutan Raya R. Soeryo dengan beberapa lokasi mata airpanas.
�        Selekta, Batu Malang ; merupakan daerah wisata dimana terdapat Pesanggrahan dan Vila Real Estate, serta juga kolam renang.
�        Songoriti, Batu Malang ; yang merupakan tempat wisata alam pegunungan, terdapat mata airpanas.
�        Singosari, Malang ; merupakan salah satu tempat bersejarah dimana terdapat 2 komplek candi yaitu candi Renggo dan candi Sumberawan.
�        Agrowisata perkebunan Wonosari, Lawang, Malang ; merupakan daerah perkebunan teh.
�        Padusan, Pacet, Mojokerto; merupakan daerah wisata gunungapi dimana terdapat mata airpanas, air terjun dan juga merupakan daerah perkemahan.
�        Tretes, Pandaan, Pasuruan ; merupakan daerah wisata dimana terdapat air terjun Kakek Bodo.
�        Jatiarjo, Prigen, Pasuruan; merupakan daerah wisata berupa Taman Safari Indonesia di Jawa Timur.

 

Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

KARATERISTIK GUNUNG LAMONGAN, DI JAWA TIMUR

salam relawan... salam Tagana.. 

Keterangan Umum 
Nama
:
G. Lamongan  
Nama Lain
:
Lemongan
Lokasi
:
Koordinat/ Geografi :  7o 59� LS dan 113o 20,5� BT dengan nama kota Lumajang, kota terdekat Probolinggo.
Ketinggian
:
1671 m. dml (di atas muka laut)  
Tipe Gunungapi
:
Strato
Pos Pengamatan
:
Terletak pada terletak di Kecamatan Klakah, Kabupaten Lumajang.
Nama Kawah
:
Lamongan

Pendahuluan
Cara pencapaian : Dari PGA G. meja melewati Ranu Klakah Desa Papringan dekat G. Kene Puncak, dapat dilakukan dengan kendaraan roda empat sampai G. Anyer, selanjutnya berjalan kaki menuju puncak, kurang lebih 5 jam.
Demografi : Terdiri dari empat Kecamatan dan 17 Desa yang jumlah Penduduknya 39.668 jiwa (1992 )
Inventarisasi Sumberdaya Gunungapi : Sumber air panas segaran dan sumber air panas Tiris /Betok.
 
 
Sumber air panas Segaran
Ditemukan di desa : Segaran Temperatur kenampakan 46o  C, suhu udara 22o � 24o C, pH (6), mengandung H2S, rasa air tawar, warna air : bersih, ada oksida besi, luas kenampakan  : 6x6 = 36 m2 Berasosiasi dengan batuan Tupa dan basalt,desir air = 5 � 10 l / detik.
 
Sumber air panas Tiris / Betok
Ditemukan di Desa : Segaran, Temperatur kenampakan 42o  C, suhu udara 22o � 24o  C, pH (6,5) mendekati normal, sedikit mengandung H2S, rasa air tawar , warna air : bersih/bening, sedikit oksidasi besi, luas kenampakan 2X3 = 6 m2 , berasosiasi dengan batuan tupa dan andesit, desit air = 1 � 2 l / detik. Sumberdaya gunungapi lainnya termasuk sumberdaya mineral, energi, tata guna lahan, vegetasi belum ada data laporannya
 
Wisata 
Di gunungapi Lamongan daerah objek wisata yang sedang dalam pengembangan  yaitu Danau Segaran/Ranu Segaran, lokasi di Desa Segaran, tidak jauh dengan lokasi sumber air panas Segaran dan Tiris. Ranu-ranu lainnya yang juga akan dikembangkan sebagai daerah obyek wisata ialah Ranu Bedali, Ranu Pakis, Ranu Agung.



Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

informasi yang diperoleh dari BMKG, Jakarta, USGS, Amerika Serikat, dan Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Dukono di Halmahera

salam relawan... salam Tagana.. 

Laporan tanggapan terjadinya gempabumi di sebelah baratlaut Ternate, berdasarkan informasi yang diperoleh dari BMKG, Jakarta, USGS, Amerika Serikat,  dan Pos Pengamatan Gunungapi (PGA) Dukono di Halmahera, sebagai berikut:
1.    Gempabumi terjadi pada hari Rabu, tanggal 9 Juni 2010, pukul 15:57:42 WIB. Berdasarkan informasi dari BMKG pusat gempabumi berada pada koordinat 2,00oLU dan 127,13oBT, dengan magnitudo 5,8 SR pada kedalaman 78 km, berjarak 138 km baratlaut Ternate. Sedangkan menurut USGS pusat gempabumi berada pada koordinat 1,97°LU dan 127,17°BT dengan magnitudo 5,7 Mw pada kedalaman 113,7 km, berjarak 132 km sebelah utara Ternate.
2.    Kondisi geologi daerah terkena gempabumi:
Gempabumi berada dilaut. Wilayah Ternate dan sekitarnya yang terdekat dengan pusat gempabumi disusun oleh batuan aluvium dan vulkanik berumur Kuarter, batuan sedimen berumur Tersier dan batuan Pra Tersier. Getaran gempabumi akan terasa pada batuan aluvium dan batuan vulkanik Kuarter yang sifat lepas, urai, dan belum terkompaksi dengan baik sehingga bersifat memperkuat efek goncangan gempabumi.
3.    Dampak gempabumi:
Berdasarkan laporan PGA Dukono, gempabumi terasa dengan intensitas II - III skala MMI. Gempabumi ini memiliki amplituda maksimum 26 mm dengan lama getaran 172 detik. Hingga tanggapan ini dibuat belum ada laporan kerusakan ataupun korban jiwa yang disebabkan gempabumi ini. 
4.    Penyebab gempabumi:
Gempabumi ini berasosiasi dengan aktivitas tumbukan lempeng benua Halmahera Thrust dan Punggungan Mayu.
5.    Rekomendasi:
  • Masyarakat dihimbau untuk tetap tenang dan mengikuti arahan serta informasi dari petugas Satlak PB dan Satkorlak PB. Jangan terpancing oleh isu yang tidak bertanggung jawab mengenai gempabumi dan tsunami.
  • Masyarakat agar tetap waspada dengan kejadian gempa susulan, yang diharapkan berkekuatan lebih kecil.
  • Gempabumi ini tidak menimbulkan tsunami, karena walaupun gempabumi berpusat di laut, namun energinya tidak cukup kuat untuk memicu terjadinya tsunami.

Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

WILAYAH JAWA TIMUR BERPOTENSI MENGALAMI GERAKAN TANAH DGN KONDISI MENENGAH S/D TINGGI . SERTA BERPOTENSI BANJIR

salam relawan... salam Tagana.. 


  1. Kabupaten Madiunmeliputi  Kecamatan Karee ; Kecamatan Dagangan.
  2. Kabupaten Treanggalek meliputi Kecamatan Bendungan dan Kecamatan Trenggalek.
  3. Kabupaten Kediri meliputi Kec. Ploso Klaten, Kec, Papar, Kec. Puncu, Kec. Kepung Bagian Selatan.
  4. Kabupaten Blitar meliputi Kec. Nglegok Bagian Utara, Kec. Garum Bag. Utara, Kec. Gandusari Utara, Kec. Wlingi Utara.
  5. Kabupaten Probolinggo meliputi Kec. Pakuniran, Kec. Gading.
  6. Kabupaten Jember meliputi Kec. Panti, Kec. Bangsalsari.
  7. Kabupaten Situbondo meliputi Kec. Situbondo Ba. Tengah, Kec. Panarukan Bag. Selatan, Kec. Sumber Malang, Kec. Asembagus, Kec. banyu Putih Barat, Kec. Kendit.
  8. Kabupaten Bondowoso meliputi Kec. Prajekan, Kec. Klabang.
  9. Kabupaten Banyuwangi meliputi Kec. Wongsorejo, Kec. Glagah, Kec. Sanggon, Kec. Kalipiro.
  10. Kabupaten Jombang meliputi Kec. Wonosalam.





Keterangan :
Menengah : Daerah yang mempunyai potensi Menengah untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi gerakan tanah jika curah hujan diatas normal, terutama pada daerah yang berbatasan dengan lembah sungai, gawir, tebing jalan atau jika lereng mengalami gangguan.
Tinggi : Daerah yang mempunyai potensi Tinggi untuk terjadi Gerakan Tanah. Pada Zona ini dapat terjadi Gerakan Tanah jika curah hujan diatas normal, sedangkan gerakan tanah lama dapat aktif kembali.

Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered