Sabtu, Juni 12, 2010

Upaya pencarian korban ledakan pipa gas Pertamina di areal dekat semburan lumpur Lapindo kembali membuahkan hasil

salam relawan... salam Tagana..

 di sadur dari catatan harian TRC TAGANA JATIM di Lumpur lapindo medio 2007
 
Upaya pencarian korban ledakan pipa gas Pertamina di areal dekat 
semburan lumpur Lapindo kembali membuahkan hasil. Sekitar pukul 08.00 
kemarin, gabungan Tim SAR Mahameru Malang, Badan SAR Nasional 
(Basarnas) Surabaya, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dengan TRCnya,
dan aparat TNI/Polri menemukan dua jasad korban.
Kedua korban itu adalah Kapten Hendro Priyono (Danramil Taman) dan 
Hartawan Adi Prasetyo alias Dodik (karyawan PT Guna Bangun Sarana). 
“Korban kami temukan menyangkut di pohon-pohon, dekat tanggul di 
depan pintu masuk menuju lokasi eks snubbing unit,” kata Koordinator Tim
 
Reaksi Cepat Ibrahim d silva dan Koordinator SAR 
TNI Letkol Inf Soedjono. 
 Saat ditemukan, kondisi jasad korban cukup mengenaskan. Kapten

Hendro 

hanya mengenakan celana panjang dengan luka terbuka sampai ke tulang


paha kanannya. “Tapi, sebagian besar jasadnya utuh.

semantara TRC dan SAR bahu membahu mecari korban yang lain. 

Diantaranya jasad Dodik ditemukan dalam keadaan berpakaian 

lengkap. Hanya, , sekitar 80 persen kulitnya melepuh. “Tapi, mungkin 

akibat tenggelam beberapa hari. Bukan akibat ledakan. Sebab, 
pakaiannya 
masih utuh,” 


Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 14.00, Tim SAR Dan TRC Tagana 

dan gabungan tim tim yang lain tersebut kembali menemukan jasad 

seorang korban atas nama Hario, karyawan PT Adi Karya. “Korban kami 

temukan dalam keadaan meninggal dunia dengan tubuh masih utuh, tidak 

jauh dari tempat jasad Kapten Hendro ditemukan.

Proses pencarian jasad ketiga korban cukup sulit. Sebab, lokasinya masih 

tergenang air dan lumpur. Menurut Soedjono, kedalaman genangan air bisa 
mencapai dua meter. Ketebalan lumpur bisa mencapai sekitar 1,5 meter.

“Untuk bisa menemukan jasad korban, kami harus mengaduk-aduk lumpur 

pakai ekskavator berponton,” “Ini seperti waktu kami menemukan jasad 

Pak Stefanus Prasetyo, yang dari Jasa Marga itu, tadi malam .

Dengan ditemukannya jasad Kapten Hendro, Dodik, dan Hario, jumlah 

korban tewas dalam insiden itu kini menjadi 11 orang. Sementara, korban 

yang dilaporkan hilang dan belum diketahui nasibnya masih dua orang 

lagi.
Yang satu adalah karyawan PNS Pemkot Surabaya Rudy Hari Triadi, warga 

Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera, yang juga tetangga Kapten 

Afandi (Danramil Balongbendo), korban tewas yang sudah dimakamkan 

sehari sebelumnya. Kemudian, yang seorang lagi belum diketahui 

identitasnya .  tidak tahu pasti identitas dua korban yang belum diketahui 

nasibnya itu. Tapi yang jelas, mereka semua orang sipil.

Satu di antaranya adalah tetangga Kapten Afandi,” 

,jika kedua korban yang belum diketahui nasibnya itu ternyata sudah 

tewas dan jasad mereka tertimbun endapan lumpur, sangat kecil 

kemungkinan jasad mereka dapat ditemukan.

, lumpur panas Lapindo yang meluber ke jalan tol, begitu mengendap 

dalam waktu sehari, langsung berubah menjadi sangat pekat. “Bisa jadi, 

jasad mereka terperangkap dalam timbunan lumpur,”.

Kendala lain, lanjutnya, adalah temperatur endapan lumpur yang masih 

cukup panas (sekitar 80 derajat Celcius). Dengan demikian, pencarian 

korban tak dapat dilakukan dengan cara menyelam.

Satu-satunya cara adalah dengan mengaduk-aduk lumpur menggunakan 

ekskavator berponton. Sayang, ekskavator berponton yang efektif cuma 

satu unit. Padahal, batas waktu pencarian tinggal empat hari lagi,

terhitung sejak kemarin. “Prosedur tetap pencarian korban bencana, jika 

dalam waktu seminggu sejak terjadinya bencana korban tidak ditemukan,

dia dianggap meninggal dan hilang

        Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered

Tidak ada komentar: