salam relawan... salam Tagana..
di sadur dari catatan harian TRC TAGANA JATIM di Lumpur lapindo medio 2007
Upaya pencarian korban ledakan pipa gas Pertamina di areal dekat
semburan lumpur Lapindo kembali membuahkan hasil. Sekitar pukul 08.00
kemarin, gabungan Tim SAR Mahameru Malang, Badan SAR Nasional
(Basarnas) Surabaya, Taruna Siaga Bencana (Tagana) dengan TRCnya,
dan aparat TNI/Polri menemukan dua jasad korban.
Kedua korban itu adalah Kapten Hendro Priyono (Danramil Taman) dan
Kedua korban itu adalah Kapten Hendro Priyono (Danramil Taman) dan
Hartawan Adi Prasetyo alias Dodik (karyawan PT Guna Bangun Sarana).
“Korban kami temukan menyangkut di pohon-pohon, dekat tanggul di
depan pintu masuk menuju lokasi eks snubbing unit,” kata Koordinator Tim
Reaksi Cepat Ibrahim d silva dan Koordinator SAR
TNI Letkol Inf Soedjono.
Saat ditemukan, kondisi jasad korban cukup mengenaskan. Kapten
Hendro
hanya mengenakan celana panjang dengan luka terbuka sampai ke tulang
paha kanannya. “Tapi, sebagian besar jasadnya utuh.
semantara TRC dan SAR bahu membahu mecari korban yang lain.
Diantaranya jasad Dodik ditemukan dalam keadaan berpakaian
lengkap. Hanya, , sekitar 80 persen kulitnya melepuh. “Tapi, mungkin
akibat tenggelam beberapa hari. Bukan akibat ledakan. Sebab,
pakaiannya
masih utuh,”
Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 14.00, Tim SAR Dan TRC Tagana
dan gabungan tim tim yang lain tersebut kembali menemukan jasad
seorang korban atas nama Hario, karyawan PT Adi Karya. “Korban kami
temukan dalam keadaan meninggal dunia dengan tubuh masih utuh, tidak
jauh dari tempat jasad Kapten Hendro ditemukan.
Proses pencarian jasad ketiga korban cukup sulit. Sebab, lokasinya masih
tergenang air dan lumpur. Menurut Soedjono, kedalaman genangan air bisa
mencapai dua meter. Ketebalan lumpur bisa mencapai sekitar 1,5 meter.
“Untuk bisa menemukan jasad korban, kami harus mengaduk-aduk lumpur
pakai ekskavator berponton,” “Ini seperti waktu kami menemukan jasad
Pak Stefanus Prasetyo, yang dari Jasa Marga itu, tadi malam .
Dengan ditemukannya jasad Kapten Hendro, Dodik, dan Hario, jumlah
korban tewas dalam insiden itu kini menjadi 11 orang. Sementara, korban
yang dilaporkan hilang dan belum diketahui nasibnya masih dua orang
lagi.
Yang satu adalah karyawan PNS Pemkot Surabaya Rudy Hari Triadi, warga
Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera, yang juga tetangga Kapten
Afandi (Danramil Balongbendo), korban tewas yang sudah dimakamkan
sehari sebelumnya. Kemudian, yang seorang lagi belum diketahui
identitasnya . tidak tahu pasti identitas dua korban yang belum diketahui
nasibnya itu. Tapi yang jelas, mereka semua orang sipil.
Satu di antaranya adalah tetangga Kapten Afandi,”
,jika kedua korban yang belum diketahui nasibnya itu ternyata sudah
tewas dan jasad mereka tertimbun endapan lumpur, sangat kecil
kemungkinan jasad mereka dapat ditemukan.
, lumpur panas Lapindo yang meluber ke jalan tol, begitu mengendap
dalam waktu sehari, langsung berubah menjadi sangat pekat. “Bisa jadi,
jasad mereka terperangkap dalam timbunan lumpur,”.
Kendala lain, lanjutnya, adalah temperatur endapan lumpur yang masih
cukup panas (sekitar 80 derajat Celcius). Dengan demikian, pencarian
korban tak dapat dilakukan dengan cara menyelam.
Satu-satunya cara adalah dengan mengaduk-aduk lumpur menggunakan
ekskavator berponton. Sayang, ekskavator berponton yang efektif cuma
satu unit. Padahal, batas waktu pencarian tinggal empat hari lagi,
terhitung sejak kemarin. “Prosedur tetap pencarian korban bencana, jika
dalam waktu seminggu sejak terjadinya bencana korban tidak ditemukan,
dia dianggap meninggal dan hilang
Hendro
hanya mengenakan celana panjang dengan luka terbuka sampai ke tulang
paha kanannya. “Tapi, sebagian besar jasadnya utuh.
semantara TRC dan SAR bahu membahu mecari korban yang lain.
Diantaranya jasad Dodik ditemukan dalam keadaan berpakaian
lengkap. Hanya, , sekitar 80 persen kulitnya melepuh. “Tapi, mungkin
akibat tenggelam beberapa hari. Bukan akibat ledakan. Sebab,
pakaiannya
masih utuh,”
Beberapa jam kemudian, sekitar pukul 14.00, Tim SAR Dan TRC Tagana
dan gabungan tim tim yang lain tersebut kembali menemukan jasad
seorang korban atas nama Hario, karyawan PT Adi Karya. “Korban kami
temukan dalam keadaan meninggal dunia dengan tubuh masih utuh, tidak
jauh dari tempat jasad Kapten Hendro ditemukan.
Proses pencarian jasad ketiga korban cukup sulit. Sebab, lokasinya masih
tergenang air dan lumpur. Menurut Soedjono, kedalaman genangan air bisa
mencapai dua meter. Ketebalan lumpur bisa mencapai sekitar 1,5 meter.
“Untuk bisa menemukan jasad korban, kami harus mengaduk-aduk lumpur
pakai ekskavator berponton,” “Ini seperti waktu kami menemukan jasad
Pak Stefanus Prasetyo, yang dari Jasa Marga itu, tadi malam .
Dengan ditemukannya jasad Kapten Hendro, Dodik, dan Hario, jumlah
korban tewas dalam insiden itu kini menjadi 11 orang. Sementara, korban
yang dilaporkan hilang dan belum diketahui nasibnya masih dua orang
lagi.
Yang satu adalah karyawan PNS Pemkot Surabaya Rudy Hari Triadi, warga
Perumahan Tanggulangin Anggun Sejahtera, yang juga tetangga Kapten
Afandi (Danramil Balongbendo), korban tewas yang sudah dimakamkan
sehari sebelumnya. Kemudian, yang seorang lagi belum diketahui
identitasnya . tidak tahu pasti identitas dua korban yang belum diketahui
nasibnya itu. Tapi yang jelas, mereka semua orang sipil.
Satu di antaranya adalah tetangga Kapten Afandi,”
,jika kedua korban yang belum diketahui nasibnya itu ternyata sudah
tewas dan jasad mereka tertimbun endapan lumpur, sangat kecil
kemungkinan jasad mereka dapat ditemukan.
, lumpur panas Lapindo yang meluber ke jalan tol, begitu mengendap
dalam waktu sehari, langsung berubah menjadi sangat pekat. “Bisa jadi,
jasad mereka terperangkap dalam timbunan lumpur,”.
Kendala lain, lanjutnya, adalah temperatur endapan lumpur yang masih
cukup panas (sekitar 80 derajat Celcius). Dengan demikian, pencarian
korban tak dapat dilakukan dengan cara menyelam.
Satu-satunya cara adalah dengan mengaduk-aduk lumpur menggunakan
ekskavator berponton. Sayang, ekskavator berponton yang efektif cuma
satu unit. Padahal, batas waktu pencarian tinggal empat hari lagi,
terhitung sejak kemarin. “Prosedur tetap pencarian korban bencana, jika
dalam waktu seminggu sejak terjadinya bencana korban tidak ditemukan,
dia dianggap meninggal dan hilang
Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered
Tidak ada komentar:
Posting Komentar