Tengah malam tadi, Gunung Sinabung di Kabupaten Karo, Sumatera Utara, meletus. Namun sayangnya, belum semua warga yang tinggal di sekitar kaki gunung berhasil dievakuasi.
Kepala Pusat Data Informasi Dan Humas BNPB Triadi Sardono mengungkapkan, hingga kini masih ada satu desa yang belum bisa dijangkau oleh tim evakuasi.
"Posisinya di dekat puncak," katanya kepada okezone, Senin (30/8/2010).
Saat ini, lanjut dia, ada 17 titik pengungsian, di antara di Kota Kabanjahe 10 titik, Berastagi dua titik, Bregesi satu titik, Siapang satu titik, Kota Bulu satu titik, Singgamanik dua titik.
"Saat ini di pengungian terlalu padat," ujarnya.
Jumlah pengungsi, lanjut dia, masih simpang siur. BNPB mencatat ada 34 ribu warga yang terpaksa mengungsi karena semburan debu dari Gunung Sinabung.
"Mereka membutuhkan selimut, tenda, obat, susu, dan pembalut wanita. Kebutuhan yang paling mendesak adalah masker, MCK, sabun, dan susu bayi," paparny
Dengan aktivitas tersebut maka G. Sinabung diubah tipenya dari tipe B menjadi tipe A dan statusnya dinyatakan AWAS terhitung pukul 00.10 WIB tanggal 29 Agustus 2010.
Pukul 00.10 WIB berkoordinasi dengan tim di lapangan, diputuskan dilakukan pengungsian masyarakat yang bermukim dan beraktivitas pada radius 6 km dari kawah aktif. Pukul 00.12 WIB, tampak asap letusan dengan ketinggian 1500 meter dari bibir kawah.
Rekomendasi
- Masyarakat yang bermukim dan beraktivitas dalam radius 6 km dari kawah aktif agar diungsikan ke tempat yang aman.
- Jika terjadi hujan abu cukup deras, agar masyarakat menggunakan masker penutup hidung dan mulut serta menutup sumber air untuk keperluan minum.
- Mengingat G. Sinabung tidak diketahui aktivitas dan sifat letusannya, maka masyarakat agar bersabar mengikuti arahan Pemerintah Daerah (BPBD/Satlak/Satkorlak) dan Pemerintah Daerah agar senantiasa berkoordinasi dengan Tim ahli di lapangan.
- Mengingat saat ini di wilayah sekitar G. Sinabung sering turun hujan, agar masyarakat yang bermukim di bantaran sungai yang berhulu di puncak G. Sinabung agar mewaspadai kemungkinan terjadinya bahaya sekunder berupa banjir lahar.
Tim Kordinator Tagana Jawa timur By. Opered
Tidak ada komentar:
Posting Komentar