Jumat, Mei 28, 2010

para astronomy geplogy Terkait ledakan keras terdengar selama empat hari di Desa Tanjung Sari, Sumedang, Jawa Barat pakar astronomi menduga hal itu terjadi karena adanya fenomena geologi. “Kami sudah mendapat laporan, memang ada empat kali kejadian selama empat hari. Itu jelas tidak mungkin dari meteor,” kata Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Rabu (28/4). Menurut pakar astronomi yang kerap disapa Djamaluddin ini, tidak ada fenomena antariksa dalam kejadian di Sumedang. Djamaluddin sudah mendapat informasi dari Kepala Stasiun Pengamatan Dirgantara di Tanjung Sari. “Kemungkinan ada fenomena geologis di wilayah itu. Sudah ada hasil tes awalnya. Sepertinya ada semacam fenomena di bawah tanah. Semacam seperti gempa lokal,” ujar profesor riset itu. Kendati demikian, Djamaluddin tidak bisa menjelaskan fenomena geologis apa yang sedang terjadi. Tim geologis yang sedang meneliti kejadian itu, kata dia, sudah mengeluarkan laporan awal. Seperti diketahui, ledakan keras dirasakan tiga desa di Kecamatan Tanjung Sari, Sumedang. Ledakan terjadi selama empat kali. Sejak Sabtu malam (24 April), Minggu pagi (25 April), Senin malam (26 April) dan hari ini Rabu pagi. Belum diketahui pasti sumber leledakan misterius itu. Namun, rumah salah seorang warga retak bagian temboknya akibat getaran keras.

Terkait ledakan keras terdengar selama empat hari di Desa Tanjung Sari, Sumedang, Jawa Barat pakar astronomi menduga hal itu terjadi karena adanya fenomena geologi.

“Kami sudah mendapat laporan, memang ada empat kali kejadian selama empat hari. Itu jelas tidak mungkin dari meteor,” kata Peneliti Utama Astronomi-Astrofisika, Lembaga Antariksa dan Penerbangan Nasional (Lapan), Thomas Djamaluddin, Rabu (28/4).

Menurut pakar astronomi yang kerap disapa Djamaluddin ini, tidak ada fenomena antariksa dalam kejadian di Sumedang. Djamaluddin sudah mendapat informasi dari Kepala Stasiun Pengamatan Dirgantara di Tanjung Sari.

“Kemungkinan ada fenomena geologis di wilayah itu. Sudah ada hasil tes awalnya. Sepertinya ada semacam fenomena di bawah tanah. Semacam seperti gempa lokal,” ujar profesor riset itu.

Kendati demikian, Djamaluddin tidak bisa menjelaskan fenomena geologis apa yang sedang terjadi. Tim geologis yang sedang meneliti kejadian itu, kata dia, sudah mengeluarkan laporan awal.

Seperti diketahui, ledakan keras dirasakan tiga desa di Kecamatan Tanjung Sari, Sumedang. Ledakan terjadi selama empat kali. Sejak Sabtu malam (24 April), Minggu pagi (25 April), Senin malam (26 April) dan hari ini Rabu pagi.

Belum diketahui pasti sumber leledakan misterius itu. Namun, rumah salah seorang warga retak bagian temboknya akibat getaran keras.

Tidak ada komentar: